Bersyukurlah atas diri yang ALLAH ciptakan begini, lihatlah MELATI, meski tampak tak bermakna saking kecilnya, ia tak minder karena ia akan tebar harum wewangian tanpa meminta balasan. Sebab ia begitu putih, seolah tanpa cacat. Sebab ia tak takut hadapi angin dengan mungil tubuhnya. Sebab ia tak ragu hadapi hujan yang membuatnya basah. Sebab ia tak pernah iri melihat mawar yang merekah segar. Sebab ia tak pernah malu pada bunga matahari yang menjulang tinggi. Sebab ia tak pernah rendah diri pada anggrek yang anggun. Sebab ia tak pernah dengki pada tulip yang berwarna-warni. Sebab ia tak gentar layu karena pahami hakikat hidupnya, setiap kita istimewa, tak perlu minder (Ade a.k.a Rindu)
“Aduh kamu cantik sekali, manis banget” gubrak !! perempuan mana yang gak suka dipuji, dan tanpa berani menampik saya juga suka koq dipuji puji begitu, rasanya hati meleleh seperti coklat kena kompor
rasanya diri saya mendadak jadi enteng dan terbang ke langit seperti kapas ditiup tiup angin, rasanya mata saya berbinar kedip kedip seperti bintang kejora dikelam malam… ah pujian sungguh melenakan, padahal yang muji belum tentu tulus, hanya iseng iseng berhadiah, kasihan yah perempuan emang gampang meleleh 


Kata cantik buat perempuaan memang magic, tapi saya tetap harus pake akal nih menanggapinya, agar gak sia sia ALLAH memberi saya akal agar bisa membedakan, mari kita cari tahu bedanya cantik hati dan cantik raga, kata buku “cantik hati seberapapun pujian tak akan membuatnya terlena, karena wajahnya pinjaman dari ALLAH,” karena kesadaraan pula bahwa wajah cantik ujung ujungnya calon tengkorak juga, bukankah kita semua calon tengkorak ! setujua?
Mari saya teruskan tulisaan ini, cantik fisik itu tidak ada yang abadi, sehingga tak ada yang perlu dibanggakan dengan kemolekan wajah ataupun bentuk tubuh nan sexy karena waktu akan menghancurkan, wajah akan keriput, rambut akan beruban, tubuh tak lagi tegak karena akan membungkuk termakan usia, tak akan ada lagi yang bisa dibanggakan, dan pujian yang melehkan tadi akan hilang seperti angin
jadi tak perlu terbang karena pujian jika pada akhirnya kita akan keriput juga “innaliahi wa inna illaihi rajiun” terbayang kan jadi lucu kalau pas dipuji, saya malah tertawa mengingat kulit keriput saya kelak, ah segitu saja memang kecantikan 


Jadi sepantasnya kecantikan disyukuri dengan cara yang benar, mensyukuri kecantikan bukanlah dengan cara memamerkan atau mengikuti bermacam ajang lomba guna membandingkan wajah saya dengan wajah perempuan lain, membiarkan orang melotot setiap lekuk tubuh saya untuk memastikan bahwa lekukan saya lebih aduhai dari lekukan perempuan lain, masya ALLAH, apa iya titipan ALLAH seindah ini hanya untuk dibandingkan? apa engga jengah yah? apa engga malu? apa engga sadar hilangnya rasa malu adalah hilangnya sebagian iman, kan malu sebagian dari iman kan yah? 

Kemudian apa manfaat pujian dan kekaguman manusia pada saya? sebetulnya tidak ada, menambah pahala saya? tentu tidak
meninggikan derajat saya disisi ALLA? yang ada merendahkan, jangan sampai wajah cantik itu menjadikan saya tak punya harga di hadapan ALLAH, rugi deh, biar gak rugi, simpanlah dengan cara yang ALLAH ridhoi, agar dapat dipersembahkan kepada yang ALLAH pilihkan, ah indahnya 


Alangkah indah jika kecantikan raga ini dipadu dengan kecantikan hati, karena cantik tak akan indah tanpa iman, tak akan memikat tanpa rasa malu, tampillah cantik, cantik iman, cantik batin, cantik hati, karena itu lebih abadi, cantiklah untuk ALLAH agar malaikat pendamping kita disana juga setimpal toh !
Iya, karena cantik itu tak perlu berkulit putih dan langsing, begitu banyak perempuan biasa biasa saja yang dihadiahi ALLAH laki laki tampan, alim dengan janggut berambut halus, senyum menawan menggetarkan siapa saja yang melihatnya, setia dan gak kegatelan, hehehehe “dendam banget sama laki laki sih?” ah engga koq karena yang tampan tak jaminan setia meskipun yang jelek juga belum tentu setia yah 
